Kamis, 18 Mei 2017

Tradisi Suku Dawan

Five main traditions of the tribe Dawan :
1.      Weaving tradition
2.      Rites of Fua Pah
3.      Ritual of Noes Nu
4.      Marriage tradition
5.      Plantation tradition
Definition
1.      Weaving tradition.
Weaving works are part of the economic system that support the economic life. Weave usually only done by women that make blanket, gloves, and scarves. Weaving activities are hereditary tradition that became Dawan tribal tradition and the nation's culture.

2.      Rites of Fua Pah
 Rites in confidence system of Dawan society about ( god, spirit, universe, earth, and work ). Fua Pah is the one of ritual in Timor Dawan society againts uis neno or supreme being as the ruler of heaven and earth. For example, this ritual carried out when preparing new farmland or thanksgiving for the harvest.

3.      Ritual of Noes Nu
A ritual that pronouncing thanks to all of people who involved in the death ceremonial. Generally done after four nights burial, afterwards, mourner may back home.

Community structures
A few hundred years ago, the four tribes left their country Sina Mutin Malakkan eastbound. Others continued their journey to the island of Timor and settle and form four small kingdoms, namely Wehali, Sanaleo in mountain Sanaleo, Waiwiku, and Katimu. These kingdoms obey the leader in Wehali. Dawan tribal region headed by a king called Liurai Sonbai. Liurai Sonbai the sister of Maromak Oan, king Wewiku Wehale coming from Sina Mutin Malakkan. In general, Dawan people have a civilization lower, so it can not compete with the newcomers who have a culture that is more advanced.
In the social structure, area of Dawan comunities are classified into usif class, Anaf class, and Tob class. Usif class is nobility, chief's kinsman, and leader of great clan (=kanaf). Anaf class is a group of people consist of a small clan.Surename of kanof ma bonif flush with Anaf is Meo class and o'of. Meo class are people who have struggled to maintain clan and hometown. O'of is a family leader that usif class often take women to be their wife. Tob class is common people which consist small clans under Anaf's control.
 

The impact of celebrations and Biblical principles
Celebrations of Dawan tribe is Fua Pah and Noes Nu. The impact from that celebrations are Dawan people be more believe there is spirits which became connector among human with god/uis neno. According to Biblical principles, Leviticus 19 : 31, believe in spirit is not allowed by God. Because spirit itself not a connector to God for us believers, but the statement about spirit itself is devil. Because the devil can disguise as an angel of light.

Analysis of secondary sources

1. Tradisi menenun.
    Karya tenun merupakan bagian dari pranata ekonomi yang sangat menunjang kehidupan ekonomi. Menenun biasanya hanya dilakukan oleh para wanita dan hasil tenunnya berupa selimut, sarung, dan selendang. Kegiatan menenun merupakan tradisi karena sudah dari dulu hingga sekarang menenun menjadi tradisi suku dawan dan menjadi budaya bangsa.

2. Ritus Fua Pah.
    Salah satu ritus dalam sistem kepercayaan masyarakat Dawan mengenai ( Tuhan, Roh, alam semesta, bumi, dan kerja). Fua pah merupakan salah satu upacara ritual masyarakat Timor Dawan terhadap uis neno atau wujud tertinggi yang sebagai penguasa langit dan bumi. Sebagai contoh, upacara ini dilaksanakan pada saat mempersiapkan lahan pertanian yang baru maupun syukur atas hasil panen.

3. Upacara Noes Nu.
    Sejenis upacara pengucapan terima masih kepada seluruh warga yang terlibat dalam acara kematian. Biasanya dilakukan sesudah 4 malam penguburan, setelah itu, pelayat boleh kembali ke rumah asal.

Beberapa ratus tahun yang lalu, empat suku meninggalkan negerinya Sina Mutin Malakkan menuju ke timur. Sebagian lainnya meneruskan perjalanannya ke Pulau Timor dan menetap serta membentuk empat kerajaan kecil, yaitu Wehali, Sanaleo di gunung Sanaleo, Waiwiku, dan Katimu. Kerajaan-kerajaan ini taat kepada pemimpinnya di Wehali. wilayah suku Dawan dipimpin oleh seorang raja yang disebut Liurai Sonbai. Liurai Sonbai merupakan adik dari Maromak Oan, raja Wewiku Wehale yang berasal dari Sina Mutin Malakkan. Pada umumnya orang-orang Dawan mempunyai peradaban yang lebih rendah sehingga tidak bisa menyaingi para pendatang yang memiliki kebudayaan yang sudah lebih maju.
Dalam struktur social atau pelapisan sosialnya, masyarakat wilayah dawan digolongan menjadi golongan Usif, golongan Anaf, dan  golongan Tob. Golongan Usif  merupakan  kaum  bangsawan, kerabat kepala  suku, dan pimpinan klen besar  (=Kanaf). Golongan Anaf  adalah sekelompok  masyarakat yang  terdiri  dari  klen  kecil. Julukan  Kanaf  ma  bonif  yang sejajar dengan Anaf  adalah  golongan  Meo dan  O’of. Golongan  Meo  merupakan kaum  kerabat dan yang pernah berjuang  mempertahankan  marga dan  kampung  halaman. O’of  adalah pemimpin  keluarga  dimana  golongan Usif  sering  mengambil  wanita  dari padanya  untuk  dijadikan  istri  atau selir. Golongan  Tob adalah rakyat jelata  yang  terdiri  dari  klen-klen  kecil dibawah  koordinasi  Anaf.


Perayaan-perayaan pada suku dawan adalah Fua pah dan Noes nu. Dampak dari perayaan tersebut yaitu masyarakat suku dawan semakin percaya adanya arwah2 yang menjadi penghubung antara manusia dengan Tuhan/uis neno. Menurut prinsip Alkitab, Imamat 19 : 31 kepercayaan akan arwah itu tidak diperkenankan Tuhan. Sebab arwah itu sndiri bukanlah penghubung kepada Tuhan bagi kita orang percaya melainkan pernyataan mengenai arwah itu sndiri adalah roh jahat..sebab iblis dapat menyamar sebagai malaikat terang.

Valley of Shindu and Gangga River Civilization

Tugas sejarah yang dikoloborasikan dengan English.

Valley of Shindu and Gangga River Civilization
            Shindu and Gangga rivers located in the northern part of India. This area is fertile and densely populated. The cities were built according to the planned layout city. Relics was made by gold and silver. Health and hygiene environmental are maintained, for example, there is a sewage that is directly connected to a common line.
 In this civilization, Dravida was one of some languages that used by Dravida and Munda nation. This language is the common main in the world. Valley of Shindu and Gangga river have same language and at that time already published various books, for example, Harshacarita book is written by Pujangga Bana.
The valley of Shindu and Gangga river villager’s belief is polytheism, it means they adore many gods. The meaning of adore is as a sign of gratitude to the enjoyment of life. While valley of Gangga river villager already know religion because in this civilization, two religions are being developed there are Hindu and Buddhist. Their gods are Brahma, Wisnu, and Siwa.
Areas beside valley of Shindu and Gangga river is filtrate area because their main livelihood in agriculture. Shindu river village have high level civilization because the construction of irigation channel and agriculture area to the inland. In this civilization, trademark agreement already available with other nation. Gangga river villager also know agriculture and trading.
In this civilization, the government  takes the form of kingdom. When Maurya kingdom in valley of Shindu river collapse, Gupta kingdom rise in valley of Gangga river. Maurya kingdom, their king is Candragupta Maurya and Ashoka. Gupta kingdom, in valley of Gangga river is small kingdoms which is merged, their king is Candragupta I and Candragupta II. After that, arise a new kingdom that is Harsha kingdom. One of their king is Harshawardana. After Harshawardana reign, India comes to their darkness era. There is no king ruled the kingdom.

Valley of Shindu and Gangga river civilization has a town planning that has been planned and organized. In Indonesia, on the contrary, the landscapes are still not settled. In this civilization, legacy items made of gold and silver. Just as civilization in Indonesia made of metal during the early community technology Indonesia.
This civilization, has more than one language and already published various books. While in Indonesia civilization, the same also has a variety of different languages ​​in each region.
In this civilization, there are two developed religions, Hindu and Buddhist. This two religions began to grow in Indonesia that taught and disseminated by traders from India.
Valley of Shindu and Gangga river civilization already know the system of agriculture and trade with other nations, while civilization in Indonesia are already know the agriculture system. But there is no trade with other nations, but between regions or islands. But now, already available with other nation.

In this civilization, the government be in the form of kingdom. When the king dies, he was replaced by his son as a heir. Formerly, in Indonesia, the government was also in the form of kingdom. But now, that government system is not use again in Indonesia.

Indetifikasi 5 W + 1 H Video "---Berita Terbaru 22 Desember 2016 - Banjir di Bima Berangsur Surut " yang singkat.

Topik Berita.
1.                Apa judul berita yang dibawakan?
Banjir di Bima berangsur surut.
2.                Kapan berita itu disampaikan?
Pukul 10.00 WIB
3.                Siapa yang menjadi contributor?
Ikra Hardiansyah
4.                Dimana lokasi terjadinya banjir?
Di Bima, NTB
5.                Mengaa peritiwa bisa terjadi?
Akibat hujan yang terus mengguyur
6.                Bagaiman kondisi kota bima, saat huja masih mengguyur sekitarnya?
Sambungan jaringan terputus, 5 kesamata tersolir, warga yang mengungsi kedaerah pegunungan.


Banjir di Bima berangsur surut, Berita itu disampaikan pada pukul 10.00 WIB dn disambungkan dengan contributor metro tv yaitu Ikra Hardiansyah. Lokasi tersebut terjadi di kota Bima, NTB. Hujan yang masih terus mengguyur kota bima itu mengakibatkan sambungan jaringan terputus, 5 kecamatan terisolir, dan warga yang mengungsi daerah pegunungan.

berikut adalah Videonya


Semoga bermanfaat!

Cerpen Rohani

Kau tak sendirian

Duniaku selalu seperti ini dan tak pernah berubah.


“Dek, sarapan dulu baru kesekolahya!” Pinta mamaku yang sudah menyiapkan sarapan bagiku.
“ga, malas makan. Udah ya!” Ujarku sedikit kasar.

Aku berangkat tanpa pamit sedikitpun, sedikitpun tak kuucapkan salam itu. Aku tak peduli akan dunia ini lagi, apapun itu sekecil apapun tak akan pernah aku hiraukan. Sesampainya aku disekolah, tak ku hiraukan sekitarku, kepalaku kosong selain itu hati ini tak terasa sakit lagi lebih tepatnya hati ini sudah terlanjur MATI!, dunia ini sungguh BERISIK!!! Aku tak tahan berada disini, sungguh... ahh, tolonglah... bebaskan aku!!!!

“hey, kau kenapa? Dari tadi melamun terus?” perempuan itu menyadarkanku dari lamunan yang sangat menyiksa.

“......” ‘ugh, nih orang berisik banget!’ aku terus berjalan kekelas tanpa memperdulikan nya. Saat memasuki kelas tatapan demi tatapan datang menghampiriku, tatapan mereka sangat tajam. Jujur saja tempat yang kumasuki  seperti bukan pada kelas tapi aku seperti sedang berada dalam kadang singa yang siap diterkam kapan saja, toh aku tak peduli diterkam singa sekalipun, lagian aku memang sudah matikan bukan aku yang mati tapi hati ini.
Seperti halnya aku memasuki ruang kelas, diberikan tatapan setajam apapun tak ada gunanya lagi, lagian hati ini tak merasakan apa-apa lagi, tatapan mereka tajam dan membunuhku seperti singa itu, bedanya tatapan itu serperti tatapan orang  yang takut. Mereka takut padaku. Perlahan akupun menghampiri dimana posisiku berada atau bisa dibilang tempat dudukku.

“sekarang, pak akan mengenalkan murid baru. Silahkan masuk!” ujar pak guru.

“halo semuanya, perkenalkan nama saya Rita Nashi, panggil saja Rita” katanya dengan menebarkan senyumannya.

‘ohh, murid baru toh? Bosen dapet murid baru’

“kamu duduk di sebalah Mikha Tarnia, bangku yang masih kosong” ucap pak guru mengarah pada kursi di sebelahku yang bertahun-tahun kosong. Sebenarnya tak kosong bertahun-tahun hanya beberapa bulan saja. Lagian tidak ada yang betah duduk di sampingku.
‘hahhhh, ughh.. hari ini ketiban sial apa sih gue?’

“hoohh, kau kan yang tadi melamun itu ternyata kita sekelas!” Teriaknya membuat seisi kelas mengongo, dia langsung datang menghampiriku.

“URGHH... BERISIKKKK!! BISA DIAM GA SIH LO?” Bentakku.

Gadis yang akan duduk disebelah ku  baru saja ingin menadahkan pantatnya dikursi langsung terdiam perlahan airmata itu jatuh dari pelupuk matannya. Tanpa berbicara lagi dia langsung duduk tanpa berkata apa-apa. Seisi kelas menatapku tak percaya, mereka semakin takut padaku. Yah itu tatapan yang mengerikan bagiku.seorang.

Guru tak komplain padaku, mungkin karena sudah terbiasa dengan sikapku ini. Anehnya bukan aku yang nangis, malah cewe di sebelahku ini yang masih terus-terusan nangis.

 “begini saja, Rita kamu pindah dari sa-.” Kata pak guru yang tak sempat menyelesaikan ucapannya.

 ‘udah pindah sono aja, jangan disamping gue. Gue juga uda tau ga ada yang bakal betah duduk di samp-’

“tidak pak, saya masih mau disebelahnya. Saya ga nangis lagi kok!” dia menatapku dengan tersenyum. Hatiku sesaat terasa .nyaman.

‘kenapa tersenyum, padahal baru habis gue bentak?’
***
Ahh, kepalaku dipenuhi tanda tanya. Kenapa gadis tadi tak mau pindah, padahal kan tadi aku bentak dia? Dia ga takut? Tapi matanya bukan seperti mata orang yang sedang ketakutan, tapi mata seorang yang merasakan apa yang kurasakan? Arghhh... semakin memikirkannya semakin membuat ku pusing, apa lebih baik kutanyakan langsung? Ah.. nanti dibilang geer.

“ternyata kamu disini? Kenapa ga dikantin aja, malah makan sendirian di atap, kan ga baik makan sendiri”

“bukan urusan lo!”

“urusan aku juga, kamu kan temankku”

Mata ku melebar, mendengar apa yang Rita katakan.
“hahh?”


“udah ah, yuk makan”

 “kenapa lo masih mau deketin gue? Padahal barusan gue baru aja ngebentak lo?” tanyaku penasaran.

“oh itu... tau ga hati itu bisa mati loh! Tapi juga bisa bangkit. Layaknya Yesus yang mati di kayu salib dan bangkit. Hati manusia juga kayak gitu, terutama kerohanian kita. Kalau hati ini mati pasti bisa dipulihkan kan?”

“hah! Gue bingung sama maksud lo?!”

“Kha, kamu itu dari dulu ga pernah sendirian, sejak lahir pun juga begitu. Yesus itu selalu ada disamping mu, kau saja yang tak pernah mau mengakui keberadaan Nya.”

“Yesus slalu disampingku?apakah itu benar, saat aku sendiri tak ada satupun yang ingin ada disekitarku? Semua orang takut jika bertatapan denganku, aku selalu sendirian. Meskipun begitu Dia ada diselalu menjagaku? Apa itu benar, jika benar kenapa Dia tak memberiku teman untuk berada disamping ku? Aku selalu memohon untuk itu? Tapi kenapa tak ada seorang pun!?” tanpa sadar aku mencurahkan semuanya, dan air mataku keluar begitu saja, rasanya begitu menyakitkan. Sangat menyakitkan.

“kha? Kamu sadar ga sih? Yesus udah ngabulin permintaan kamu, walau kamu berpikir itu kelamaan. Tapi inilah waktu yang tepat, sekarang kamu sudah ada temankan? Buktinya sekarang teman kamu ada di hadapan kamu, iya itu aku, kamu sekarang sudah mendapatkan temankan.”

“Ri...t..a..” aku memanggilnya sampai harus memeluknya, aku sangat senang, sungguh teramat senang.

“oh iya, satu hal lagi. Kamu tau ga kenapa aku masih mau duduk disebelah kamu meskipun kamu membentakku, tapi yang kamu harus tahu alasan aku menangis bukanlah karena dibentak olehmu. Tapi saat melihat tatapan mereka padamu, entah kenapa aku bisa merasakan apa yang kamu rasakan dan hebatnya kamu dapat menahan itu semua, aku saja tak bisa. Hahaha... parah ya kan” Rita menjelaskan dengan jujur, sangat terlihat diwajahnya kalau dia itu tulus padaku. Dia melepaskan pelukanku dan menghapus airmata yang menetes diwajahku!


Perlahan waktu terus berjalan, aku tak tahu harus menjelaskan seperti apa perasaanku semenjak adanya Rita, tapi terlebih itu lagi aku semakin terus berharap kepada Yesus, imanku semakin kuat padaNya. Semenjak itu juga nuansa yang ku dapatkan jauh berbeda dari yang dulu. Sikapku terhadap mama jauh lebih baik, sekarangpun aku sudah dapat berinteraksi dengan teman sekelasku, dan tak ada lagi tatapan yang begitu mengerikan tertuju padaku.


Saat itu aku sadar kalau aku tak sendirian, jika saja dulu aku tak membenci diriku... ah sudahlah... semua sudah berlalu. 

Uji Kandungan Glukosa, Ammonia dan Protein pada Urine

ini adalah penelitian yang dilakukan oleh kakak saya.

Laporan Praktikum Uji Kandungan Glukosa, Ammonia dan Protein pada Urin

Bab I. 4
Pendahuluan. 4
1.1      Latar belakang. 4
1.2      Rumusan Masalah. 4
1.3      Tujuan Penelitian. 4
1.4      Manfaat 5
1.4.1       Siswa. 5
1.4.2       Masyarakat awam.. 5
Bab II. 6
Landasan Teori 6
1.1      Urine. 6
1.2      Glukosa. 6
1.3      Ammonia. 7
1.4      Protein. 7
Bab III. 9
Metode Penelitian. 9
3.1      Jenis Penelitian. 9
3.2      Alat dan Bahan. 9
3.2.1       Alat : 9
3.2.2       Bahan : 9
3.3      Prosedur. 9
3.3.1       Uji Glukosa. 9
3.3.2       Mengetahui kandungan ammonia dalam urine. 9
3.3.3       Uji Protein. 10
Bab IV.. 11
Hasil dan Pembahasan. 11
4.1      Hasil 11
4.1.1       Uji Glukosa. 11
4.1.2       Mengetahui kandungan ammonia dalam urine. 11
4.1.3       Uji Protein. 11
4.2      Pembahasan. 12
Bab V.. 14
Kesimpulan dan Saran. 14
5.1      Kesimpulan. 14
5.2      Saran. 14
Daftar Pustaka. 15




Bab I

Pendahuluan

1.1           Latar belakang
Sistem ekskresi merupakan salah satu sistem yang bekerja pada tubuh manusia. Organ-organ yang bekerja pada sistem ekskresi antara lain kulit (keringat), paru-paru (karbon dioksida), ginjal (urine), dan hati (cairan empedu). Organ-organ ekskresi ini sangat diperlukan oleh tubuh untuk mengeluarkan zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh. Pada praktikum kali ini, peneliti akan meneliti salah satu hasil dari sistem ekskresi yaitu urine.
Urine atau air seni merupakan hasil ekskresi ginjal yang normal dimiliki oleh setiap manusia. Urine yang keluar dari tubuh tentunya mengandung berbagai macam zat. Zat-zat yang normal terkandung didalam urine antara lain air sebanyak 95 %, urea, asam ureat dan ammonia, zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin), garam mineral, terutama NaCl (Natrium chlorida), zat-zat bersifat racun seperti sisa obat dan hormone (Martha, 2014). Dengan melihat dan meneliti urine, kita juga dapat mengetahui kondisi organ dalam kita (Ninna, 2013). Uji urine ini dapat menjadi indikasi awal untuk mengetahui kondisi organ dalam tubuh.
Pada praktikum kali ini, peneliti lebih memfokuskan pada kandungan ammonia, glukosa, dan protein pada urine, agar dapat melihat kondisi organ dalam tubuh yang terkait.

1.2           Rumusan Masalah

1.      Apakah perubahan warna pada sampel urine mengindikasikan kandungan glukosa pada urine?
2.      Apakah lama waktu pembakaran sampel urine berpengaruh pada tajamnya bau ammonia yang tercium?
3.      Apakah perubahan warna pada sampel urine mengindikasikan kandungan protein pada urine?


1.3           Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas peneliti bertujuan untuk mengetahui indikasi perubahan warna pada urine terkait dengan kandungan glukosa dan protein dalam urine, serta pengaruh lamanya pembakaran pada ketajaman bau ammonia pada urine.

1.4           Manfaat
1.4.1         Siswa
Siswa mendapat pengetahuan baru tentang sistem ekskresi terutama yang tentunya penting bagi pendidikan kedepannya.
1.4.2         Masyarakat awam
Masyarakat mendapat pengetahuan tentang cara uji urine dan mengamati sampel urine agar dapat menentukan indikasi awal kondisi organ dalam yang kurang normal.



Bab II

Landasan Teori

1.1           Urine
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra (Herlin, 2016).
Secara umum, proses pembentukan urine melalui tiga tahapan, yaitu proses filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan proses augmentasi (pengeluaran zat). Proses pembentukan urine diawali dengan filtrasi atau penyaringan darah. Penyaringan ini dilakukan oleh glomerulus pada darah yang mengalir dari aorta melalui arteri ginjal menuju ke badan Malpighi. Hasil dari filtrasi inilah yang disebut dengan urine primer. Setelah urine primer tersimpan sementara dalam Simpai Bowman, mereka kemudian akan menuju saluran pengumpul. Dalam perjalanan menuju saluran pengumpul inilah, proses pembentukan urine melalui tahapan reabsorpsi. Zat-zat yang masih dapat digunakan seperti glukosa, asam amino, dan garam tertentu akan diserap lagi oleh tubulus proksimal dan lengkung Henle. Penyerapan kembali dari urine primer akan menghasilkan zat yang disebut dengan urine sekunder (filtrat tubulus). Urine sekunder yang dihasilkan tubulus proksimal dan lengkung Henle akan mengalir menuju tubulus kontortus distal. Di sini, urine sekuder akan melalui pembuluh kapiler darah untuk melepaskan zat-zat yang sudah tidak lagi berguna bagi tubuh. Selanjutnya, terbentuklah urine yang sesungguhnya. Urine ini akan mengalir dan berkumpul di tubulus kolektivus (saluran pengumpul) untuk kemudian bermuara ke rongga ginjal. Urine sekunder yang dihasilkan tubulus proksimal dan lengkung Henle akan mengalir menuju tubulus kontortus distal. Di sini, urine sekuder akan melalui pembuluh kapiler darah untuk melepaskan zat-zat yang sudah tidak lagi berguna bagi tubuh. Selanjutnya, terbentuklah urine yang sesungguhnya. Urine ini akan mengalir dan berkumpul di tubulus kolektivus (saluran pengumpul) untuk kemudian bermuara ke rongga ginjal (Erick, 2016).


1.2           Glukosa
Setiap tubuh manusia pasti memerlukan glukosa karena elemen ini masih termasuk jenis monosakarida sederhana yang tak hanya dimiliki manusia tapi juga mamalia lainnya. Glukosa sendiri merupakan kata yang asalnya dari bahasa Yunani glukus di mana maknanya adalah manis. Dekstrosa adalah nama lain dari glukosa dan memang rasa aslinya pun adalah manis. Tubuh membutuhkan glukosa karena glukosa dapat dijadikan sumber intermediet metabolisme yang juga berperan sebagai sumber energi. Karena adanya proses fotosintesis yang terjadi, maka glukosa tercipta dan inilah yang menjadi alasan mengapa bahan bakar respirasi seluler menggunakan glukosa. Dengan rumus H-(C=O) – (CHOH)5 kita bisa melihat struktur glukosa di mana ada 5 gugus hidroksi dan atom karbonlah yang menyusunnya. Glukosa adalah zat yang ada di dalam darah yang asalnya dari karbohidrat di dalam makanan maupun minuman yang setiap hari kita konsumsi, jadi dapat dikatakan bahwa asal glukosa adalah dari luar tubuh kita. Glikogen adalah bentuk setelah glukosa disimpan di dalam tubuh dan glikogen ini berada di otot rangka tubuh serta organ hati. Somastostasin, glucagon dan insulin adalah sejumlah faktor utama yang memengaruhi jumlah glukosa pada tubuh dan hormon-hormon tersebut adalah yang kelenjar pankreas produksi selama ini (Widjono, 2015).
Glukosa normalnya tidak terdapat pada urine. Jika urine mengandung glukosa, berarti ginjal, hati, dan pankreas ada yang bermasalah. Uji glukosa dapat dilakukan dengan cara meneteskan benedict pada urine. Jika berubah warna menjadi merah bata, maka urine positif mengandung glukosa (Ninna, 2013).

1.3           Ammonia
Amonia adalah senyawa nitrogen dan hidrogen yang memiliki aroma tajam dengan bau yang khas. Sebuah molekul amonia terbentuk dari ion nitrogen bermuatan negatif dan tiga ion hidrogen bermuatan positif, dan karena itu secara kimia direpresentasikan sebagai NH3 (rumus kimia amonia). Amonia dapat terjadi secara alami atau dapat diproduksi. Amonia alami yang hadir dalam jumlah jejak di atmosfer berasal dari dekomposisi bahan organik. Metode alami produksi amonia melibatkan serangkaian proses kimia yang menggabungkan bersama-sama ion nitrogen dan hydrogen (Alim, 2013).
Uji Bau Amonia Urine atau bahasa kerennya mengukur kepesingan pipis. caranya urine di panaskan dengan menggunakan spiritus sampai mendidih, lalu cium baunya. Jika saat sampel telah mendidih dan bau dari sampel masih belum tajam, berarti urine dikatakan tidak normal. Bau urine akan menajam seiring dengan lama waktu pemanasan (Ninna, 2013).

1.4           Protein
Protein adalah senyawa organik komplek berbobot molekul besar yang terdiri dari asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam pembentukan struktur, fungsi, regulasi sel-sel makhluk hidup dan virus. Protein juga bekerja sebagai neurotransmiter dan pembawa oksigen dalam darah (hemoglobin). Protein juga berguna sebagai sumber energi tubuh (Fadhilah, 2014).
 Uji Kandungan Protein dilakukan dengan cara meneteskan biuret kedalam urine, jika berubah warna menjadi ungu, maka urine positif mengandung protein. Albumin merupakan suatu protein yang memiliki ukuran molekunya yang cukup besar. Urin yang mengandung albumin atau protein ini menandakan adanya gangguan fisiologi pada organ filtrasi pada ginjal, dalam kata lain penyaringan terjadi tidak sempurna (Ganong, 2008). 



Bab III

Metode Penelitian

3.1           Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dalam lingkup praktikum sekolah. Peneliti melakukan penelitian terhadap ada tidaknya kandungan glukosa dan protein dalam sampel urine serta ketajaman bau urine pada saat dipanaskan sebagai indicator kandungan ammonia.

3.2           Alat dan Bahan
3.2.1                    Alat           :
1.          6 buah tabung reaksi
2.          Rak tabung reaksi
3.          Penjepit tabung reaksi
4.          Pembakar spiritus
5.          Korek api
6.          Stop Watch
3.2.2                    Bahan        :
1.          Urine
2.          Larutan Biuret
3.          Larutan Benedict

3.3           Prosedur
3.3.1                    Uji Glukosa
1        2 mL urine dimasukan kedalam tabung reaksi
2        5 tetes larutan Benedict/Fehling A dan Fehling B ditambahkan kedalam tabung reaksi
3        Tabung reaksi dijepit dengan penjepit tabung reaksi lalu dipanaskan dengan lampu spiritus
4        Perubahan warna diamati.

3.3.2                    Mengetahui kandungan ammonia dalam urine
1        2 mL urine dimasukan kedalam tabung reaksi 
2        Tabung reaksi dijepit dengan penjepit tabung raksi lalu dipanaskan dengan lampu spiritus
3        Perubahan bau diamati

3.3.3                    Uji Protein
1        2 mL urine dimasukan kedalam tabung reaksi
2        5 tetes larutan Biuret ditambahkan kedalam tabung reaksi dan didiamkan selama kurang lebih 5 menit
3        Perubahan warna diamati



Bab IV

Hasil dan Pembahasan

4.1           Hasil
4.1.1        Uji Glukosa
Tabel    : Uji Glukosa pada Urine Sampel 1
Waktu
Bau
Warna
00.00
Sedikit Pesing
Hijau Kebiruan
00.30
Pesing
Kuning Keruh
01.00
Sangat Pesing
Kuning Keruh Pekat

Tabel    : Uji Glukosa pada Urine Sampel 2
Waktu
Bau
Warna
00.00
Pesing
Hijau Kebiruan
00.30
Pesing
Kuning Keruh
01.00
Sangat Pesing
Kuning Keruh Pekat

4.1.2        Mengetahui kandungan ammonia dalam urine
Tabel    : Uji Ammonia pada Urine Sampel 1
Waktu
Bau
Warna
00.00
Sedikit Pesing
Kuning Muda
01.00
Sangat Pesing
Kuning Muda
02.00
Super Pesing
Kuning Muda

Tabel    : Uji Ammonia pada Urine Sampel 2
Waktu
Bau
Warna
00.00
Pesing
Kuning Tua
01.00
Sangat Pesing
Kuning Tua
02.00
Super Pesing
Kuning Tua


4.1.3        Uji Protein
Tabel    : Uji Protein pada Urine Sampel 1
Waktu
Bau
Warna
00.00
Sedikit Pesing
Kuning Muda
02.00
Sedikit Pesing
Kuning Muda (terdapat endapan berwarna biru dibagian atas)
05.00
Sedikit Pesing
Kuning Muda (terdapat endapan berwarna hijau kebiruan diabagian atas)

Tabel    : Uji Protein pada Urine Sampel 2
Waktu
Bau
Warna
00.00
Pesing
Kuning Muda
02.00
Pesing
Kuning Muda (terdapat endapan berwarna biru dibagian atas)
05.00
Pesing
Kuning Muda (terdapat endapan berwarna hijau kebiruan diabagian atas)

4.2           Pembahasan
Sampel 1
                        Pada uji glukosa sampel 1, setelah dipanaskan selama satu menit, warna urine berubah menjadi kuning pekat. Menurut teori pada Bab 2, urine dikatakan positif mengandung glukosa apabila warna urine berubah menjadi merah bata (Ninna, 2013). Berdasakan teori tersebut, perubahan warna yang terjadi pada sampel 1 menyatakan bahwa sampel 1 negatif mengandung glukosa. Hal ini juga menyatakan bahwa sampel 1 normal dan organ ginjal, hati, serta pancreas pada subject 1 bekerja dengan baik.
                        Pada pemanasan urine sampel 1, setelah dipanaskan dan diamati secara bertahap, bau pesing pada pada urine menajam seiring dengan lama waktu pemanasan. Berdasarkan indikasi ini peneliti menyimpulkan bahwa urine sampel 1 normal (Ninna, 2013).
                        Pada uji protein sampel 1, setelah diamati selama 5 menit, warna urine tetap dan terdapat endapan berwarna hijau kebiruan dibagian atas sampel. Menurut teori pada Bab 2, urine dikatakan posiitif mengandung protein apabila warna urine berubah menjadi ungu (Ninna, 2013). Berdasarkan teori tersebut, warna dari sampel 1 yang tidak berubah setelah diamati selama 5 menit menandakan bahwa urine sampel 1 negatif mengandung protein. Hal ini juga menyatakan bahwa sampel 1 normal dan penyaringan yang terjadi pada organ ginjal subject 1 berlangsung dengan baik.

Sampel 2
Pada uji glukosa sampel 2, setelah dipanaskan selama satu menit, warna urine berubah menjadi kuning pekat. Menurut teori pada Bab 2, urine dikatakan positif mengandung glukosa apabila warna urine berubah menjadi merah bata (Ninna, 2013). Berdasakan teori tersebut, perubahan warna yang terjadi pada sampel 2 menyatakan bahwa sampel 2 negatif mengandung glukosa. Hal ini juga menyatakan bahwa sampel 2 normal dan organ ginjal, hati, serta pancreas pada subject 2 bekerja dengan baik.
                        Pada pemanasan urine sampel 2, setelah dipanaskan dan diamati secara bertahap, bau pesing pada pada urine menajam seiring dengan lama waktu pemanasan. Berdasarkan indikasi ini peneliti menyimpulkan bahwa urine sampel 2 normal (Ninna, 2013).
                        Pada uji protein sampel 2, setelah diamati selama 5 menit, warna urine tetap dan terdapat endapan berwarna hijau kebiruan dibagian atas sampel. Menurut teori pada Bab 2, urine dikatakan posiitif mengandung protein apabila warna urine berubah menjadi ungu (Ninna, 2013). Berdasarkan teori tersebut, warna dari sampel 2 yang tidak berubah setelah diamati selama 5 menit menandakan bahwa urine sampel 2 negatif mengandung protein. Hal ini juga menyatakan bahwa sampel 2 normal dan penyaringan yang terjadi pada organ ginjal subject 2 berlangsung dengan baik.



Bab V

Kesimpulan dan Saran

5.1           Kesimpulan
Berdasarkan praktikum dan pengamatan yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa perubahan warna yang terjadi pada urine pada masa penelitian dapat mengindikasikan kandungan glukosa dan protein pada urine, dan juga peningkatan ketajaman bau pada saat urine dipanaskan merupakan hal yang normal serta menjadi indikasi kandungan ammonia didalam urine. Penelitian ini sekaligus juga dapat menjadi cara sederhana untuk mengetahui kondisi organ dalam seseorang melalui pengamatan terhadap urine.

5.2           Saran
Dari kesimpulan diatas, peneliti menyarankan agar pembaca dapat selalu menjaga kesehatan tubuh pembaca. Penelitian diatas merupakan penilitian sederhana namun dapat menjadi indikasi pertama anda untuk mengetahui kesehatan organ dalam anda. Jika anda melakukan penelitian diatas dan menemukan bahwa hasil penelitian pada sampel anda tidak normal, segeralah periksakan tubuh anda agar dapat ditangani lebih lanjut.






Daftar Pustaka

Alim, 2013, Apa itu Ammonia, http://www.biologi-sel.com/2013/05/apa-itu-amonia.html, diakses pada tanggal 17 April 2017.
Annisarosi, 2010, Penentuan Kadar NH3 Dalam Urine Menurut Cara Nessler, http://annisarosi08.student.ipb.ac.id/2010/11/23/penentuan-kadar-nh3-dalam-urin-menurut-cara-nessler/, diakses pada tanggal 17 April 2017.
Erick, 2016, Proses Pembentukan Urine, http://www.ebiologi.com/2016/01/proses-pembentukan-urine.html, diakses pada tanggal 17 April 2017.
Fadhilah, 2014, Definisi Fungsi dan Sumber Protein,  http://www.idmedis.com/2014/11/protein-definisi-fungsi-sumber-dan.html, diakses pada tanggal 17 April 2017.
Ganong, 2008, Analisis Urine, http://propiorcist.blogspot.co.id/2014/06/analisis-urin.html, diakses pada tanggal 17 April 2017
Herlin, 2016, Pengertian Urine, https://id.scribd.com/doc/65150576/Pengertian-Urine, diakses pada tanggal 17 april 2017.
Martha, 2014, Uji Glukosa dan Protein Dalam Urine, http://play-fume.blogspot.co.id/2014/08/uji-glukosa-dan-protein-dalam-urine.html/, diakses pada tanggal 17 April 2017.
Ninna, 2013, Prakktikum Biology Uji Urine, https://nugrainna.wordpress.com/2013/02/24/praktikum-biologi-uji-urine/, diakses pada tanggal 17 April 2017.
Widjono, 2015, Glukosa, http://halosehat.com/gizi-nutrisi/panduan-gizi/glukosa, diakses pada tanggal 17 April 2017.







Tradisi Suku Dawan

Five main traditions of the tribe Dawan : 1.       Weaving tradition 2.       Rites of Fua Pah 3.       Ritual of Noes Nu 4.       ...